Kreativitas Berkarya: MAN Rejang Lebong Produksi Film Pendek untuk SMANSA FAIR 2024
REJANG LEBONG (HUMAS)---- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rejang Lebong tengah sibuk memproduksi sebuah film pendek sebagai bagian dari partisipasi mereka dalam lomba yang diselenggarakan oleh SMANSA FAIR 2024. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas siswa, tetapi juga sebagai implementasi pembelajaran di dalam kelas dan upaya untuk menumbuhkan semangat kebersamaan dalam berkarya.(18/10/24)
Kepala MAN Rejang Lebong, Yusrijal, menyambut positif partisipasi madrasahnya dalam kompetisi tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting dalam memfasilitasi siswa untuk belajar secara praktis di luar kelas. “Kami ingin memberikan pengalaman nyata kepada siswa, bagaimana memproduksi sebuah karya film, mulai dari perencanaan, produksi, hingga pasca-produksi. Ini merupakan bagian dari pembelajaran yang lebih aplikatif,” ujarnya.
Film pendek yang tengah digarap ini melibatkan berbagai elemen sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga pihak tata usaha. Suyatmi, guru Bahasa Indonesia yang juga bertindak sebagai pendamping kegiatan, menjelaskan bahwa produksi film ini menjadi sarana pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kreativitas siswa serta keterampilan komunikasi dan kerja sama. “Proyek ini bukan sekadar lomba, tetapi juga bagian dari proses pendidikan yang menyenangkan dan bermakna,” kata Suyatmi.
Salah satu siswa yang terlibat dalam produksi film ini adalah Bayu, seorang siswa kelas 11 yang juga turut berperan sebagai salah satu aktor utama. Bayu mengaku sangat antusias terlibat dalam proyek ini karena memberikan pengalaman yang berbeda dari aktivitas belajar sehari-hari. “Ini pertama kalinya saya berakting di depan kamera. Banyak hal yang saya pelajari, terutama tentang kerja sama tim dan teknik akting,” ungkapnya.
Proses produksi film tersebut dilakukan di lingkungan sekolah dan sejumlah lokasi lain di sekitar Rejang Lebong yang dipilih untuk mendukung cerita. Melibatkan beberapa kelas dan organisasi siswa, penggarapan film ini berlangsung selama dua minggu dengan jadwal yang cukup padat. Para siswa pun belajar untuk membagi waktu antara kegiatan syuting dan tugas-tugas akademik.
Yusrijal menambahkan bahwa kompetisi seperti SMANSA FAIR adalah kesempatan berharga bagi para siswa untuk mengasah kemampuan di berbagai bidang, tidak hanya akademik tetapi juga seni dan kreativitas. Dia berharap film yang diproduksi ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga sekolah.
Dalam penggarapannya, film ini diharapkan mampu menyampaikan pesan edukatif tentang pentingnya semangat kebersamaan dalam mencapai sebuah tujuan. “Film ini bercerita tentang bagaimana pentingnya saling mendukung satu sama lain untuk mewujudkan impian bersama,” jelas Suyatmi, yang juga terlibat dalam penulisan skenario.
Bayu dan rekan-rekan siswa lainnya mengaku bahwa meski terdapat banyak tantangan, seperti penyesuaian jadwal dan kendala teknis selama produksi, mereka tetap semangat untuk menyelesaikan proyek ini dengan hasil yang maksimal. “Kami merasa ini adalah pengalaman yang berharga dan mengajarkan kami untuk tetap semangat walau ada hambatan,” tutur Bayu.
Keikutsertaan MAN Rejang Lebong dalam lomba film pendek di SMANSA FAIR 2024 ini menjadi bukti bahwa pembelajaran di madrasah tidak hanya terbatas pada teori di dalam kelas, tetapi juga praktik nyata yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa. Film tersebut diharapkan selesai pada akhir bulan ini dan siap untuk ditampilkan dalam kompetisi.
Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas yang ditunjukkan para siswa dan guru, Yusrijal optimis bahwa karya film pendek ini akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan siswa di MAN Rejang Lebong, serta menjadi langkah awal yang baik untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang.
manrl